Minggu

Embrio matahari

Ditemukan sebuah calon bintang raksasa dengan massa yang jauh lebih besar dibandingkan Matahari. Ia kini sedang tumbuh dalam sebuah gelembung gas di tata surya ini. Embrio bintang tersebut terekam oleh teleskop Herschel milik Badan Luar Angkasa Eropa (ESA).



Berita luar angkasa dari hasil tangkapan Teleskop Herschel cukup membuat perhatian lebih para peneliti di dunia, karena teleskop tersebut berhasil menangkap embrio bintang baru yang berada di tata surya kita. Bintang tersebut bisa kita sebut sebagai sang Matahari baru.

Karena, jika di perhatikan dan di teliti untuk ukurannya apabila sudah terbentuk, maka nantinya bisa saja besar embrio bintang ini akan melebihi Matahari yang sudah ada dalam susunan tata surya bima sakti kita.

Diberitakan dari laman stasiun televisi BBC, citra gelembung gas yang disebut RCW 120 itu dirilis beberapa hari menjelang peringatan satu tahun peluncuran teleskop Herschel ke orbit. ESA meluncurkan teleskop Herschel pada 14 Mei 2009.

Detektor inframerah milik Herschel, mampu melihat materi bersuhu rendah yang bisa melahirkan bintang. Citra seperti RCW 120 akan membantu menjelaskan, bagaimana proses sebuah bintang raksasa terbentuk.

Calon bintang raksasa dalam citra teleskop tersebut tampak seperti sebuah gumpalan putih di tepi bawah gelembung. Embrio itu diperkirakan bisa tumbuh menjadi salah satu bintang terbesar dan yang paling cerah di galaksi dalam ratusan ribu tahun mendatang.

Calon bintang raksasa tersebut sudah memiliki massa sekitar delapan hingga sepuluh kali lebih besar dibanding massa Matahari, dan dikelilingi begitu banyak material.

Bila lebih banyak gas dan debu berjatuhan di bintang tersebut, objek itu berpotensi menjadi salah satu objek raksasa dalam Galaksi Bima Sakti, dan akan berpengaruh bagi lingkungan sekitarnya.

"Ini merupakan bintang besar yang mengontrol evolusi kimia dan kedinamisan galaksi," terang ilmuwan Herschel, Dr. Annie Zavagno, dari Laboratoire d'Astrophysique de Marseille.

"Ini merupakan bintang besar yang menciptakan elemen berat, seperti besi dan elemen-elemen tersebut akan berada di ruang antar bintang. Dan karena bintang-bintang besar mengakhiri hidup mereka dengan ledakan supernova, mereka juga menyuntikkan energi besar ke galaksi," lanjut Zavagno.

Herschel memiliki kemampuan unik, yakni mampu melihat proses fisik yang tidak bisa dilakukan teleskop lain. Teleskop Hubble misalnya, tidak bisa melihat secara detail seperti yang dihasilkan Herschel.

Embrio bintang baru cikal bakal bayi matahari ini disinyalir lebih besar 10 kali dari matahari kita dan bisa terbentuk dengan sempurna menjadi seperti matahari dengan jarak waktu sekitar 100 tahun lagi.

Kamis

Terkuaknya Misteri Patung Arca Yang Ditemukan NASA di Bulan

http://radenbeletz.com/wp-content/uploads/2010/06/Foto-Gerhana-Bulan-26-Juni-2010.jpg

Baru saja dirilis sebuah catatan saintis yang membuktikan, bahwa permukaan bulan pernah dihuni oleh kehidupan yang cerdas. Hal tersebut dibuktikan dengan terkuaknya misteri sebuah patung arca 10 inchi diatas batu karang bulan.


Pakar Geologi Dr. Morris Charles mengungkapkan beberapa waktu lalu, bahwa para ilmuwan dari laboratorium NASA telah membawa sebuah batu dari misi Apollo 11 pada 40 tahun silam, tahun 1969.

Dr. Charles ialah salah seorang ilmuwan yang bekerja di NASA selama 23 tahun, sebelum akhirnya mengundurkan diri. Namun, ia tetap menjaga hubungan dengan lembaga tempat bekerjanya dulu.

“Figur arca itu menggugah rasa keingintahuan kita. Artinya pada suatu waktu atmosfer di bulan sangat mendukung kehidupan. Lebih dari itu, arca itu juga menunjukkan dari rasa estetika seni yang indah dari orang-orang yang membuatnya,” kata Dr.Charles kepada reporter.

Arca yang disebut sebagai “Angel” (bidadari) itu, terbuat dari kombinasi besi khusus yang ditemukan ekslusif pada sebuah tempat yang tinggi di bulan. Angel adalah arca bersosok perempuan, memiliki sayap di bagian belakang, dan rambut bergelombang panjang.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeWMwMR9ca7fXOUXcvPSTtg0nP02gmGDsAUOvFhFC-gJ8HU-OHoJ2ob7MIVDQrmpIVqkPP0qIPPJQP36Dxj8E7rlx4jS3y8bzuS2G5eRknVtk6doKxLK_u4V5cEEa5RSwsdMwX7hjQd4U/s400/arca+angel.jpg

Ada kemungkinan arca angel didatangkan dari planet lain. Berdasarkan analisis kimia logam, pakar Geologi menduga, bahwa arca itu berusia lebih dari 200.000 tahun, yang berarti kemungkinan besar ia dibuat 170.000 tahun sebelum spesis manusia muncul di muka bumi.

Dr. Miles Fredericks dari Universitas New York menyebutkan, teori tentang legenda orang Sumeria yang menyebutkan Annunaki, Dewa-Dewa bersayap, yang berasal dari abad 18 SM. Mungkin orang Sumeria pernah dikunjungi penghuni bulan, yang sosoknya dijadikan imej dari arca Angel.

Walaupun banyak yang memikirkan misteri penemuan figur Angel tersebut, tetapi sebagian orang menyayangkan mengapa rahasia itu disimpan begitu lama. “Artifak ini telah menjadi rahasia umum di kalangan dalam NASA selama bertahun-tahun. Tapi pejabat tinggi NASA menyimpan rahasia ini untuk mencegah kepanikan dunia. Saya sendiri mendapat bocoran dari orang yang identitasnya dirahasiakan,” kata Dr.Charles.

Secara resmi NASA telah membantah laporan Dr.Charles tersebut. Arca itu dipamerkan pada fotografer dan wartawan di sebuah tempat yang tertutup.

Bulan Memiliki Molekul Air

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifO_9bck0Qd02YMRMECxD8b9ctQOqOyYqO1XKsJSifNXwHk7WJVVD-m3zIXmM2_mUlkjVeXWufpIguR7Lm6O9kvOa49B-mzPNp5bkMOqlm9gUrcuILDxGWKQ0YguwQ3wRw6KeHXdz3Uew/s400/8.jpg

Meski tidak dalam bentuknya yang berupa air tanah yang biasa digunakan sehari-hari di bumi, ternyata di bulan juga ada air. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memastikan bahwa molekul-molekul air ternyata menyelimuti setiap debu di lapisan tanah bulan


Temuan itu terungkap lewat analisis terhadap data yang dihimpun Moon Mineralogy Mapper (M3), alat pengindraan jauh yang dititipkan NASA di satelit Chandrayaan-1 milik Organisasi Riset Antariksa India. M3 bekerja dengan cara menganalisis pantulan cahaya matahari. Maka alat itu cuma bisa "melihat" sampai kedalaman beberapa sentimeter.

"Ketika kita bicara 'air di bulan', kita tidak bicara soal danau, lautan, atau bahkan kubangan," kata Carle Pieters, dari Brown University di Rhode Island. "Air di bulan berupa molekul-molekul air dan hidroksil (OH) yang berinteraksi dengan molekul-molekul batuan dan debu, terutama yang ada beberapa sentimeter di lapisan teratas tanah di bulan."

Pieters dan yang lainnya menduga, bahwa air atau molekul hidroksil itu ada disana dalam sebuah interaksi dengan angin matahari, arus partikel yang bergerak cepat yang secara konstan mengombak atau menggelembung menjauh dari matahari.

Radiasi angin matahari itu menebarkan proton-proton hidrogen, yang lalu menerjang mineral kaya oksigen di permukaan bulan. Reaksi kimia antara atom-atom oksigen dan inti hidrogen itulah yang membuat molekul-molekul air atau molekul lain yang lebih sederhana dengan cuma satu atom hidrogen dan satu atom oksigen, yakni hidroksil.


"Air yang ada di bulan kelihatannya terikat dengan mineral yang membuatnya stabil dalam lingkungan tanpa udara dan gravitasi lemah," kata Marc Norman, dari Australian National University di Canberra. "Kita tidak bisa memompanya seperti air tanah, melainkan harus mengumpulkan tanahnya dalam jumlah besar dulu, mengekstraknya, lalu menyisihkan airnya untuk digunakan."

Jumlahnya memang jangan dibandingkan dengan yang ada di bumi. Tapi, kalau mau mengolah debu dan tanah itu secara massal, air yang dihasilkan mungkin bisa memfasilitasi cita-cita astronaut menetap di bulan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsj71N2A09p6ervl-KHv1XmlvxveTPGlWI3L_hTBAJriFTyC7XEgYTMfKFzwTKkmus4Ad8IXJxZHaEG9xoqhVdKhajT_d6tl0X72ZYpkhd2OCinfEirzvsTgcIZXjZ0yHc8C7WWqG8sN-n/s320/airdibulan.jpg

Sebanyak 1 meter kubik tanah disebut-sebut bisa diperas untuk menghasilkan 1 liter air. Atau dalam satu botol soda akan bernilai air seukuran satu tablet obat.

Tapi banyak atau sedikitnya, menurut Profesor Larry Taylor, dari University of Tennessee, yang ikut menganalisis data M3, tidak penting. "Begitu ada molekul air, ini akan sangat mudah untuk memecahnya menjadi hidrogen dan oksigen, kemudian dari sana Anda akan memiliki bahan bakar roket," kata pakar geologi antariksa itu.

Hasil uji laboratorium terhadap sampel yang dibawa pulang dari misi Apollo 40 tahun lalu sebenarnya sudah memperlihatkan bahwa tanah dan batuan dari bulan sedikit lembap. Tapi ilmuwan tak berani menganulir kemungkinan kalau sampel menjadi "basah" ketika memasuki lingkungannya yang baru di bumi.

Jadilah mereka saat itu tidak bisa menolak atas kesimpulan tanah bulan yang kering, lebih kering dari gurun mana pun di Bumi. Teori ini didukung, termasuk oleh Taylor.

Tapi sekarang, bukan cuma Chandrayaan-1, wahana yang hilang per Agustus tahun lalu, namun, sudah sukses mengantar India untuk pertama kalinya ke orbit bulan, yang menyediakan konfirmasi atas keberadaan air di bulan.

Secara bersamaan, jurnal Science memuat hasil penelitian senada menggunakan data dari dua satelit mata-mata bulan yang sudah jauh lebih senior : Deep Impact, milik Amerika Serikat, serta Cassini, yang berbendera Amerika dan Eropa.


Penelitian pertama milik Jessica Sunshine, astronom dari University of Maryland, dan koleganya, yang menggunakan teknik pemetaan inframerah oleh wahana Deep Impact. Penegasan berikutnya dilakukan Roger Clark, dari Badan Survei Geologi, dan koleganya menggunakan spektrometer milik Cassini.

"Selama ini kita selalu berpikir bahwa bulan itu mati," kata Sunshine.


Ternyata bulan yang selama ini di anggap hanya tanah dan bebatuan belaka, memiliki molekul air juga. Meski, tidak melimpah ruah seperti di bumi, setidaknya hal ini memberi inspirasi baru tentang bulan.

Penyebab Warna Bulan Merah Saat Gerhana BerlangsungPenyebab Warna Bulan Merah Saat Gerhana Berlangsung

Warna cahaya kemerahan pada bulan akan muncul di langit, saat gerhana bulan total berlangsung. Hal ini menyebabkan satelit bumi itu seolah-olah berpendar. Apa penyebab terjadinya hal itu?

http://deltackett.com/wp-content/uploads/2007/08/lunar-eclipse.jpg

Saat terjadi gerhana total, seperti yang terjadi saat titik balik Matahari musim dingin pada 21 Desember 2010, bayangan Bumi butuh 3 jam 28 menit untuk menyelimuti wajah bulan.

Ketika itu, terjadi gerhana bulan total selama 72 menit dan dapat diamati di Pantai Timur Amerika Serikat (AS), pukul 01.33-05.01 waktu setempat. Sedangkan di Pantai Barat, pengamat langit melihatnya pukul 10.33-02.01 waktu setempat.

Fakta bahwa planet kita cukup besar untuk menghalangi cahaya Matahari, Anda tentunya sempat berpikir bayangan Bumi akan sepenuhnya menutupi Matahari. Hal ini malah membuat cahaya bulan menyeramkan dan menakutkan. Mengapa demikian?

Jika Bumi menghalangi, sinar Matahari akan ‘membelok’ dan melalui tepi Bumi. Lalu cahayanya tercermin ke bulan. Warna kemerahan bulan berasal dari sinar cahaya yang langsung disaring melalui atmosfer Bumi. Efek visual yang sama membuat Matahari terbenam berwarna mencolok.

Atmosfer Bumi bertindak seperti filter, menghapus sebagian besar cahaya berwarna biru dan menyisakan cahaya merah-oranye ke permukaan bulan. Bulan akan berubah menjadi berbagai warna selama tahapan gerhana yang berbeda-beda. Mulai dari abu-abu, ke oranye, lalu kuning.

Kecerahan warna juga dapat dipengaruhi kondisi atmosfer. Menurut Lembaga Antariksa AS (NASA), partikel ekstra di atmosfer, seperti dari letusan gunung berapi, dapat menyebabkan bulan berwarna lebih gelap dari merah.
 

MYSTERIBOLONG © 2008. Design By: SkinCorner